Menerangi dalam Kegelapan.

SELAMAT DATANG DI BLOG TAUFIK YULIANTO | Follow twitter & instagram @taufikyulian21 | SELAMAT MENUNAIKAN IBADAH PUASA RAMADAN 1441 H | Mari bergerak bersama untuk memutus penyebaran virus Covid-19 | tetap #dirumahaja dan jangan lupa #pakaimasker jika keluar rumah |

Jun 21, 2012

Tabrakan karena hujan

Kejadian itu berlangsung begitu cepat. Setelah acara kampus selesai, aku segera menuju masjid terdekat mengingat waktu sudah hampir setengah satu. Setelah melaksanakan sholat Dzuhur langsung saja aku menstarter motor dan ingin segera menuju ke kos (rencana awal mau ke bengkel). Berjalan sekitar 500 meter dari masjid, terasa tetesan air hujan turun dari atas dan itu pertanda akan segera hujan. Segera ku percepat tarikan gas motorku karena aku tidak membawa jas hujan. Setelah sampai jalan raya, tanpa pikir panjang aku pun langsung mempercepat lajuku karena hujan pun telah turun sesampainya aku di jalanan itu. Tepat di perempatan sekitar sebuah pasar, melihat ada motor dan mobil yang akan menyebrang. Karena mobilnya berhenti aku pun mempercepat motorku, hingga tiba-tiba motor yang berada di sebelah mobil itu malah bablas mau nyebrang, dan tabrakan pun tak terhindarkan. Melihat seorang ibu yang mengendarai motor itu teriak kesakitan, aku malah panik. Dalam pikirku sudah macam-macam saja, mana kepikir isi dompet juga yang tinggal beberapa lembar uang. Alhamdulillah aku tidak mengalami lecet sedikit pun, dan aku segera berdiri. Ada beberapa orang yang membantu mendirikan motor dan meminggirkannya. Setelah kedua motor itu sudah berada di luar area tadi, aku pun kembali membantu ibu tadi untuk berdiri dan duduk di pinggir sebuah toko. Melihat teriak kesakitan ibu itu, aku malah jadi takut, kalau-kalau ada apa-apa nanti bagaimana... Setelah beberapa saat ibu itu sudah tenang, kami pun mulai merundingkan hal yang tadi terjadi. Sebenarnya tidak ada yang benar, semuanya salah. Salah karena semua buru-buru menghindari lebatnya hujan, sehingga tidak mempedulikan kecepatan laju kendaraannya. Ketika kami bertiga sedang berunding (ibu tadi boncengan, aku sendirian jadi bertiga), ada seseorang yang mencoba menengahi kami. Ibu tersebut berkata kalau kaki ibunya tidak apa-apa, hanya ada memar sedikit karena tertimpa motor tadi, tinggal nanti di pijit saja. Karena memang tidak ada yang benar, semua sama-sama salah jadi kami langsung berdamai dan aku memberikan sedikit uang untuk membantu biaya ibu tersebut memijitkan kakinya. Pengalaman tabrakan pertama (semoga ini terakhir), dan akan selalu menjadi catatan dalam hidupku. Lain kali kalau naik motor kondisi hujan hati-hati tidak usah ngebut. Kalau memang hujannya terlalu lebat, istirahatlah tunggu sampai hujan agak reda. Kalau mau nyebrang juga hati-hati, sekiranya ada motor ngebut berhenti dulu tunggu sampai lalu lintas benar-benar lengang dan bisa untuk menyebrang. Read More
Share:

Iqro'

Kawanku

Powered by Blogger.